Candi Bajang Ratu

Candi ini pertama kali  ditemukan pada tahun 1915 oleh  Oudheidkunding Verslag (OV). Bajang yang bermakna kerdil dan Ratu merupakan sebutan raja Kerajaan Majapahit yaitu Jayanegara yang telah menjadi seorang raja pada saat ia masih kecil sesuai dengan Kitab Pararaton. Candi ini difungsikan khusus sebagai bentuk penghormatan kepada Raja Jayanegara, sesuai dengan relief yang terdapat di bagian kaki candi, yaitu terdapat relief Sri Tanjung yang menceritakan tentang peruwatan. Candi Bajang Ratu jika dilihat nampak seperti sebuah gapura yang diduga sebagai gapura pintu masuk kerajaan Majapahit, karena lokasi candi ini tidak jauh dari bekas istana kerajaan.

Sumber : idsejarah.net

Candi Bajangratu terbentuk berdasarkan bahan batu bata merah, kecuali bagian atap & anak tangga. Candi ini menghadap ke 2 arah yaitu barat & timur menggunakan tinggi 16,1 M & menggunakan panjang 6,74 m. Terdapat sayap pada sebelah kanan & kiri candi. Seperti candi dalam umumnya, pada bagian pintu masih ada kalamakara yg berada sempurna diatas ambang pintu. Pada bagian kaki ambang pintu masih ada bekas lubang buat kusen. Kemungkinan pintu candi ini dilengkapi menggunakan daun pintu. Pada bagian pada candi menciptakan lorong yg membujur berdasarkan barat ke timur. Atap candi ini mempunyai bentuk meru (gunung) yg menyerupai limas bersusun menggunakan zenit berbentuk persegi. Candi Bajangratu mengalami beberapa perbaikan dalam pemerintahan Belanda, tetapi sampai sekarang nir dihasilkan data tentang perbaikan tersebut. Perbaikan candi dilakukan guna memperkuat bagian sudut menggunakan mengisi pengeras ke pada nat – nat yg renggang dan membarui balok kayu menggunakan semen cor.

Sumber : pixoto.com

Referensi :

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *